Selamat Pagi, Malam (2014) 7.3159

7.3159
Trailer

Nonton Film Selamat Pagi, Malam (2014) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Film Selamat Pagi Malam 2014 – Akhirnya, sebuah film dengan ke-Indonesiaan yang kontekstual, tanpa menggembar-gemborkan bendera nasionalisme yang digarap secara primitif. Selamat Pagi, Malam karya Lucky Kuswandi dan kawan-kawan adalah tribut untuk Jakarta dan segala hiruk-pikuknya. Untuk menjiwai kehirukpikukan ibukota, Selamat Pagi, Malam dikemas dalam penuturan multiplot, dalam kisah tiga perempuan ibukota yang malamnya bersenggolan. Meski sama-sama tinggal di Jakarta, ketiganya memandang kota domisilinya itu dengan cara berbeda. Melalui mereka, penonton diajak ganti-ganti sepatu, larut dalam bingung dan bising Jakarta.

Bicara soal ganti sepatu, penonton diperkenalkan kepada seorang towel girl di sasana elit yang mengutil sepatu hak dari salah satu loker. Indri, si towel girl, adalah kaum pekerja yang haus mengecap hidup gemerlap. Ia penasaran dengan kemewahan, dan mendapat jawaban dari seorang juragan. Dengan sepatu barunya, Indri berlenggang. Mengasumsikan si mapan berupa tampan dari profpic-nya, ia kecewa mendapati kencannya obesitas, temperamen, dan hanya mengejar one-night-stand. Kegemerlapan yang diidamkan Indri runtuh, digantikan oleh romansa bersahaja dari seorang Faisal.

Sebaliknya, Ci Surya bergelimang kemewahan. Namun, kemewahan ternyata tidak cukup bagi almarhum suaminya. Ia berselingkuh dengan penyanyi klub malam hotel melati, Sofia. Ci Surya yang terluka lantas memutuskan untuk mencari Sofia dan menunaikan dendamnya, entah bagaimana caranya. Ci Surya yang paruh baya segera berangkat ke motel Sofia, dan mempelajari bahwa dia mengalamatkan dendam ke tempat yang salah.

Download Film Selamat Pagi, Malam (2014) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Film Selamat Pagi Malam 2014 – Sementara baik Indri maupun Ci Surya sudah familiar dengan Jakarta, Gia justru merasa asing. Pasalnya, ia baru pulang dari studi filmnya di New York. Gia dihadapkan dengan standar yang berbeda: kulit sebaiknya putih, ponsel sebaiknya dua, salah satunya harus Blackberry, busana nongkrong harus semiformal, dan sebagainya. Mencoba bebas, Gia mengontak belahan jiwanya dari New York, Naomi (yang sepatunya dikutil Indri!), hanya untuk menemukan bahwa Naomi sudah tertarik ke dalam pusaran pergaulan Jakarta. Keduanya pun menghabiskan malam bersama, merekoleksi diri mereka yang dulu di tempat yang terasa sangat baru.

Kegemerlapan dunia malam Jakarta dijadikan nisbi dalam film: terang bagi Indri, suram bagi Ci Surya, dan kabur bagi Gia. Sementara pandangan ketiganya berjalan, penonton disuguhi dengan remah-remah khas Jakarta. Beberapa ditebarkan dengan sangat alamiah. Salah satunya, saat Ci Surya membereskan lemari almarhum suaminya diiringi sayup-sayup entah Zuhur entah Asar—cara yang subtil untuk menunjukkan bayang-bayang agama dalam kehidupan ibu kota. Sementara, adegan Gia dan Naomi yang gagal menemukan lapak nasi goreng seolah menunjukkan progresivitas Jakarta yang meninggalkan sedikit ruang untuk nostalgia.